Setan, Musuh Besar Manusia

Posted by



Sadarkah kita, bahwa setiap diri kita memiliki musuh besar? Musuh yang sangat berkeinginan untuk menyesatkan dan mencelakakan kita.

Musuh yang memiliki berbagai tipu-daya dan cara untuk mencapai tujuannya. Musuh yang kita tidak dapat melihatnya, sedangkan dia melihat kita. Musuh besar itu adalah setan!! Allah telah memperingatkan manusia agar tidak tergoda oleh setan, sebagaimana dia telah berhasil memperdayakan kedua orang tua manusia yang pertama, Adam dan Hawa 'alaihimas salam. Allah ber- rman yang artinya, Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya.

Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tak beriman. (QS. Al-A'raf: 27)

Oleh karena itulah dengan rahmat-Nya, Allah memerintahkan manusia untuk menjadikan setan sebagai musuhnya, karena memang hakikatnya setan adalah musuh nyata manusia. Dia ber rman, yang artinya, Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu, maka jadikanlah ia musuh(mu), karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. (QS. Fathir: 6).

Sedangkan tindakan seseorang terhadap musuhnya telah jelas, yaitu berusaha dengan segenap kemampuan agar segala keburukan menimpa musuhnya dan segala kebaikan terlepas darinya. Imam Ibnul Qayim rahimahullah mengomentari ayat di atas dengan perkataan, Perintah Allah untuk menjadikan setan sebagai musuh ini sebagai peringatan, agar (manusia) mengerahkan segala kemampuan untuk memerangi dan melawan setan. Sehingga setan itu seolah-olah musuh yang tidak pernah berhenti dan tidak pernah lalai.

Memang setan merupakan musuh yang tidak pernah berhenti dan tidak pernah lalai. Bahkan selalu menyertai dan menghadang manusia di atas setiap jalan kebaikan. Karena memang pada setiap diri manusia itu ada setan dari kalangan jin yang berusaha menyesatkannya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, Tidaklah seorangpun di antara kamu kecuali disertakan padanya jin yang selalu menyertainya.

Para sahabat bertanya, "Kepada Anda juga wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Juga kepada saya, tetapi Allah membantuku melawannya, sehingga dia masuk Islam. Maka dia tidak memerintahkanku kecuali dengan kebaikan.2 Musuh besar manusia ini, selain tidak dapat dilihat, juga diberi berbagai kemampuan oleh Allah yang dia gunakan sebagai sarana untuk menyesatkan manusia.

Itu semua merupakan ujian dan cobaan bagi manusia. Maka hamba yang ingin selamat, ia perlu mengetahui berbagai rintangan setan, sehingga selamat dari jerat dan perangkapnya. 1 Tahapan Rintangan Setan 3 Setan berkehendak mengalahkan manusia dengan tujuh rintangan. Sehingga rintangan ini lebih berat dari yang lainnya. Dia tidak akan beralih dari rintangan yang berat kepada yang di bawahnya, kecuali jika dia tidak mampu mengalahkan manusia pada rintangan tersebut.

Tujuh rintangan ini adalah 1.1 Rintangan Keka ran Yaitu rintangan kepada Allah, agama-Nya, pertemuan dengan-Nya, sifat-sifat kesempurnaan-Nya, dan kepada apa yang diberitakan oleh para rasul dari-Nya. Jika setan dapat mengalahkan manusia pada rintangan ini, maka padamlah api permusuhannya, dan dia dapat beristirahat.

Karena, jika manusia sudah ka r, maka ia akan menemani setan di dalam neraka Jahannam, kekal selama-lamanya. Allah ber rman, yang artinya, (Bujukan orang-orang muna k kepada orang-orang ka r itu adalah) seperti (bujukan) setan ketika ia berkata kepada manusia, "Ka rlah kamu". Maka tatkala manusia itu telah ka r, ia berkata, "Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta Alam." Maka adalah kesudahan keduanya, bahwa sesungguhnya keduanya (masuk) ke dalam neraka, mereka kekal di dalamnya.

Demikianlah balasan orang-orang yang zhalim. (QS. Al-Hasyr: 16-17). Alangkah banyak manusia yang telah dijerumuskan setan ke dalam jurang keka ran ini. Berbagai jenis kemusyrikan melanda manusia dengan hebatnya. Sikap kemuna kan dianut banyak kalangan untuk mendapatkan kenikmatan dunia yang fana. Mendustakan berita Allah dan rasul-Nya, bahkan memperolokoloknya terjadi di mana-mana.

2HSR. Muslim no. 2814; Ahmad dan lainnya dari Abdullah bin Mas'ud. 3Tujuh rintangan setan ini asalnya dari penjelasan Imam Ibnul Qayim Al-Jauziyah di dalam kitab Madarijus Salikin (1/-185-188), penerbit Darul Hadits, Kairo, th. 1424H/2003M 2 Jika manusia dapat melewati rintangan ini dengan selamat, karena membawa cahaya keimanan, setan pun memburunya dengan tahapan selanjutnya, yaitu:

Rintangan Bid'ah Bid'ah ini dapat berupa aqidah (keyakinan) yang menyelisihi kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya. Atau berupa peribadatan yang tidak diizinkan oleh Allah. Atau berupa perkara lainnya yang termasuk cakupan agama. Imam Asy-Syathibi rahimahullah berkata, Bid'ah adalah suatu jalan di dalam agama yang dibuat-buat, menyerupai syari'at. Meniti jalan tersebut dengan niat berlebih-lebihan di dalam beribadah kepada Allah. Atau, bid'ah adalah suatu jalan di dalam agama yang dibuat-buat, menyerupai syari'at. Meniti jalan tersebut dengan niat sebagaimana meniti syari'at.

Menjerumuskan manusia ke dalam bid'ah lebih disukai setan daripada menjerumuskan manusia ke dalam maksiat. Karena bid'ah itu menentang agama, dan pelakunya tidak diharapkan bertaubat. Karena dia manganggap bid'ah itu sebagai kebenaran dan ibadah. Maka bagaimana mungkin seseorang diharapkan meninggalkan kebenaran dan ibadah? Telah masyhur perkataan Sufyan Ats-Tsauri tentang hal ini, Bid'ah itu lebih disukai oleh iblis daripada maksiat. Terkadang orang bertaubat dari maksiat, tetapi (sulit diharapkan) orang bertaubat dari bid'ah.4 Jika manusia dapat selamat dari rintangan ini, berpegang teguh dengan cahaya Sunnah dan hakikat mutaba'ah (mengikuti Sunnah dengan sebenarnya), serta meniti jalan Salafush Shalih, maka setan memburunya dengan tahapan berikutnya, yaitu:

Rintangan Dosa-dosa Besar Tahapan selanjutnya, setan berusaha menjerumuskan manusia ke dalam dosa-dosa besar, perbuatan keji dan kemungkaran. Allah ber rman, yang artinya, Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. (QS. An-Nur: 21).

Jika setan telah berhasil menjerumuskan manusia ke dalam dosa-dosa besar, maka dia akan selalu menghiashiasinya pada pandangan mata manusia. Bahkan setan berusaha menangguhkan keinginan manusia yang akan bertaubat. Dia juga membukakan pintu irja' (murji'ah) kepadanya. Setan akan berkata kepadanya, Iman itu hanyalah keyakinan dalam hati, maka amalan itu tidak akan merusakkannya.

Baik amalan kefasikan atau kemaksiatan! Riwayat Al-Lalika'i, Al-Baghawi, Ibnul Jauzi, dan lainnya. Setan juga akan membisikkan kesesatan lainnya, seperti, Dosa itu tidak akan membahayakan tauhid, sebagaimana kebaikan tidak akan bermanfaat dengan adanya syirik.

Jika hamba dapat melewati rintangan ini dengan penjagaan Allah dan dengan taubat nashuha (yang sebenarnya), maka setan akan memburunya dengan rintangan selanjutnya.

Rintangan Dosa-dosa Kecil Setan akan membisikkan kepada manusia dengan kata-kata, Dosa-dosa kecil tidak masalah bagimu, selama engkau menjauhi dosa-dosa besar. Atau dengan kalimat, Tidakkah engkau tahu, dosa-dosa kecil itu otomatis terhapus dengan ditinggalkannya dosa-dosa besar, atau terhapus dengan perbuatan-perbuatan ketaatan? Setan akan selalu menjadikan orang tersebut meremehkan dosa-dosa kecil, sehingga dia akan terus menerus melakukannya. Padahal orang yang melakukan dosa besar, lalu ia takut kepada Allah, menyesali dosanya, dan bertaubat darinya, lebih baik daripada orang yang terus menerus melakukan dosa-dosa kecil.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah memperingatkan umatnya tentang dosa-dosa kecil dengan sabdanya, Jauhilah dosa-dosa yang dianggap kecil, karena dosa-dosa itu akan berhimpun pada seseorang sehingga akan membinasakannya.

Jika seseorang selamat dari rintangan ini, karena selalu mewaspadai dirinya dan selalu bertaubat, maka setan akan mengejarnya dengan rintangan berikutnya.

Rintangan Perkara-perkara Yang Mubah Setan akan berusaha menyibukkan manusia melakukan perbuatan-perbuatan mubah, sehingga lalai untuk memperbanyak ketaatan, dan tidak bersungguh-sungguh mencari bekal untuk akhiratnya.

Allah mengingatkan dengan firman-Nya, yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian, maka mereka itulah orangorang yang rugi. (QS. Al-Muna qun: 9).

Dari sini, setan akan menyeret manusia untuk meninggalkan amalan-amalan mustahab (sunnah), lalu meninggalkan yang wajib. Atau paling tidak setan berhasil menghalangi manusia meraih pahala yang besar dan derajat yang tinggi di surga. ( HR. Ahmad V/331; Ar-Ruyani di dalam Musnad-nya XXIX/197-198; Al-Baihaqi di dalam Asy-Syu'ab II/384/1. Lihat Silsilah Ash-Shahihah, no. 389, karya Al-Albani.)

Alangkah banyaknya manusia pada zaman ini yang telah tersungkur dengan rintangan setan ini, terjatuh ke dalam jurang kelalaian dan tidak pernah terlintas untuk menyiapkan bekal yang cukup untuk akhiratnya. Berapa banyak manusia sibuk berolah raga, lalai kalau malakul maut segera menjemputnya? Berapa banyak manusia tenggelam dalam kesenian, lupa bekal untuk akhiratnya? Berapa banyak manusia yang larut dalam hiburan, sehingga menyia-nyiakan waktunya? Berapa banyak manusia menekuni ilmu dunia semata, mengabaikan ilmu agamanya?

Padahal jika manusia mengetahui nilai kenikmatan akhirat dan berbagai kesenangan yang telah disiapkan oleh Allah bagi orang-orang yang beriman dan beramal shalih, pastilah dia akan sangat menjaga waktunya, mengisi nafas-nafas hidupnya dengan amal-amal shalih dan berlomba-lomba meraih karuniaNya.

Allah be rfirman, yang artinya: Sesungguhnya orang-orang yang berbakti itu benar-benar dalam kenikmatan yang besar (surga). Mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang. Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup mereka yang penuh kenikmatan. Mereka minum khamar murni yang dilak (tempatnya). Laknya adalah kesturi; dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba. (QS. Al-Mutha n: 22-26).

Jika manusia selamat dari rintangan ini, maka setan akan mengejarnya dengan rintangan lainnya. 1.6 Rintangan Amalan-amalan Ketaatan Yang Tidak Utama Ketika setan tidak berhasil merugikan manusia dengan rintangan-rintangan di atas, dan manusia tetap melakukan amalan-amalan shalih, maka setan berusaha menghalanginya dari kesempurnaan dan keutamaan amalan. Setan menjadikan manusia sibuk dengan amalan-amalan yang tidak utama, sehingga tidak mendapatkan yang utama.

Sibuk dengan amalan yang dicintai Allah, sehingga tidak mendapatkan yang lebih dicintai. Sibuk dengan amalan yang sedikit pahalanya, sehingga tidak mendapatkan yang lebih besar pahalanya. Padahal jika manusia menyadari umurnya yang pendek, sedangkan dia membutuhkan bekal yang cukup untuk perjalanannya yang panjang menuju keridhaan Allah, maka dia akan memilih amalan-amalan yang bernilai tinggi di sisi Allah.

Di sini akan kami sebutkan beberapa amalan yang memiliki keutamaan yang besar, yang dapat dilakukan oleh setiap orang.

Penghulu istighfar. Rasulullah bersabda, Penghulu istighfar ialah engkau mengatakan, Wahai Allah, Engkau adalah Penguasaku, tidak ada yang diibadahi kecuali Engkau. Engkau telah menciptakan aku, dan aku adalah hamba-Mu. Aku berada di atas perjanjian-Mu dan janji-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan yang telah aku kerjakan. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku, dan aku mengakui dosaku kepada-Mu, maka ampunilah aku. Karena sesungguhnya tidak ada yang mengampuni seluruh dosa, kecuali Engkau.

Beliau bersabda, Barangsiapa yang mengucapkannya pada waktu siang dengan meyakininya, lalu dia mati pada hari itu sebelum sore, maka dia termasuk penghuni surga. Dan barangsiapa yang mengucapkannya pada waktu malam dengan meyakininya, lalu dia mati sebelum subuh, maka dia termasuk penghuni surga.

Kalau kita mengetahui keutamaan penghulu istighfar ini, maka alangkah ruginya jika kita tidak istiqamah mengamalkannya. Hendaklah kita rutinkan membaca istighfar ini, sebelum dikejutkan kedatangan kematian yang tiba-tiba.

Meraih pahala membaca Al-Qur'an 30 juz setiap malam. Rasulullah bersabda, Apakah salah seorang di antara kamu tidak kuat membaca sepertiga Al-Qur'an pada satu malam? Maka para sahabat bertanya, "Siapa di antara kita yang mampu melakukannya, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Allahul wahidush shamad (yakni surat Al-Ikhlash) sepertiga Al-Qur'an.

Alangkah mudahnya meraih pahala membaca Al-Qur'an 30 juz, bagi orang yang dimudahkan oleh Allah. Mengapa kita sia-siakan kesempatan emas ini? Berapa banyak pahala khatam Al-Qur'an yang telah kita tinggalkan?

Keutamaan shalat jama'ah di masjid. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, Shalat jama'ah melebihi shalat sendirian sebanyak 27 derajat. Jika shalat berjama'ah di masjid bagi laki-laki melebih shalat sendirian sebanyak 27 derajat, mengapa sebagian kita lebih mementingkan dunia yang fana ini, ketika mendengar panggilan untuk melaksanakan shalat dan mendapatkan keberuntungan?

Keutamaan shalat tathawwu' (sunnah) di rumah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, Shalat tathawwu' (sunnah) seseorang (di dalam rumahnya) yang tidak dilihat oleh orang lain sebanding 25 derajat shalatnya di hadapan orang lain.

Keutamaan shalat berjama'ah di masjid dan shalat tathawwu' di rumah ini telah banyak disia-siakan oleh kaum muslimin. Banyak yang meninggalkan shalat jama'ah di masjid. Kemudian kebanyakan yang shalat berjama'ah di masjid, melakukan shalat sunnah rawatib di masjid, di hadapan orang banyak. Tidakkah mereka sayang dengan hilangnya 25 derajat yang dijanjikan Rasulullah? Yaitu jika dia shalat di rumah dengan tanpa ada yang melihatnya? Terlebih lagi hal itu lebih menjaga keikhlasan niatnya. Dan lain-lain amalan utama yang telah dijelaskan oleh Allah dan rasul-Nya. Akan tetapi siapakah yang dapat mencapai tingkatan ini?

Mereka jumlahnya sedikit saja, karena mayoritas manusia telah dikalahkan 6HR. Bukhari, Tirmidzi, Ahmad dan lainnya dari Syaddad bin Aus. HR. Bukhari, Malik Ahmad, Abu Dawud, An-Nasa'i, dari Abu Sa'id Al-Khudri. 8HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar. 9HR. Abu Ya'la dari Shuhaib Ar-Rumi. Dishahihkan oleh Al-Albani di dalam Shahih Al-Jami'ush Shaghir, no. 3821.

oleh setan pada rintangan-rintangan sebelumnya. Sehingga tidaklah melewati rintangan ini, kecuali orang yang memiliki keyakinan, keikhlasan, ilmu dan mendapatkan tau q dari Allah. Pada tahapan ini, setanpun melancarkan jurusnya yang terakhir.

Rintangan Gangguan Rintangan terakhir ini pasti akan menimpa manusia yang telah melewati semua rintangan di atas. Seandainya ada yang selamat, pastilah para rasul dan Nabi Allah selamat darinya. Pada fase ini, setan mengerahkan bala tentaranya. Melakukan berbagai gangguan dengan tangan, lisan dan hati. Gangguan tersebut akan menimpa hamba sesuai dengan kadar keimanan dan kebaikannya. Semakin tinggi kedudukannya, semakin besar dan berat cobaan yang diterimanya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, Dari Mush'ab bin Sa'd, dari bapaknya, ia berkata, Aku berkata, "Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling berat musibahnya?" Beliau menjawab, "Para nabi, kemudian yang lebih sebanding (dengan para nabi), kemudian yang lebih sebanding (dengan mereka)."

Tipu Daya Setan Menyesatkan Manusia Dalam menjalankan aksinya, setan tidak bersikap polos dan sederhana. Yaitu dengan terang-terangan mengajak manusia menuju berbagai kesesatan dan keka ran, lalu menjerumuskan ke dalam neraka. Kalau demikian, maka manusia akan menjauhinya, sebelum berhasil tujuannya. Setan memiliki berbagai metode tipu daya untuk menyeret manusia menuju jurang keka ran dan kemaksiatan, sampai manusia tidak menyadari bahwa sesungguhnya dia telah mengikuti langkah setan. Di antara metode tipu daya setan tersebut ialah: read more




Demo Blog NJW V2 Updated at: 23.34

0 komentar:

Posting Komentar

Bersihkan Hati

Rehab Hati