Tentang saya

Oleh : Corye hacker

Nama saya Ansori Sofyan. lahir dan besar di Sindang Barang – Bogor  29 Oktober 1983
(disini aku ada, besar, nakal dan mimpi-mimpi… :) .

Nama corye diambil ketika saya berkumpul bersama teman2..menggunakan istilah nama itu untuk mempersingkat.

Memulai bekerja sebagai  IT professional meski kadang-kadang saja bisa prof dan lebih sering nggak 
Pernah bekerja di sebuah perusahan penyedia produk and periferal komputer sebagai IT service Maintenace and Networking selama 5 tahun hingga berlanjut bekerja dengan jabatan yang sama di sebuah perusahaan perbankan diindonesia, dikarena ada masalah intern keluarga tidak menginginkan anaknya pergi bekerja terlalu jauh diluar pulau jawa akan jarang ketemu, maklumlah rata-rata orang sunda seperti itu ( lebih baik penghasilan kecil asal bisa kumpul ):) hingga akhirnya saya memutuskan untuk migrasi ke bandung bekerja dan mencari jodoh,,.

Aktivitas saya berkumpul di forum diskusi distro Linux openSUSE  sehingga akan ada cukup banyak artikel berbasis openSUSE saya share, bidang yang insya Allah saya kuasai bidang Networking berbasis Linux dan Windows, konfigurasi Server Windows dan Linux, Mail Server dan Maintenance Service, namun saya berusaha sedapat mungkin ilmu sebagai pengembangan diri dan bisa bermanfaat untuk orang lain, meskipun ilmu yang saya dapat belum ada apa-apanya ada pribahasa diatas langit masih ada langit.

Lah bagaimana kok bisa dari IT beralih profesi ke Berbasis Pengobatan Islami Ruqiah Syar’iyah,
Sering saya menjumpai di daerah-daerah masih mengandalkan perdukunan untuk pengobatan, meminta hari baiklah, melihat jodohlah sampai-sampai pindah rumah harus nanya dulu hari baiknya kapan dan dimana, Astagfirullah, itu adalah Syirik,

Katakanlah: "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan'. (QS An Naml:65).

Semua hidup manusia baik buruknya sudah tertulis di LAUHUL MAHFUZH (KITAB YANG TERPELIHARA) dan Dosa nya tidak akan terampuni sebelum manusia itu meninggal dan Bertaubat.

“ Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kcuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfuzh). (QS. Al An’aam, 6:59)

Dukun yang mengatas namakan USTAD kata itu tidak semestinya saya ucapkan Dukun ya dukun Ustad ya ustad, kok ngakunya islam ??? atau  mungkin mereka tidak menyadari perbuatan yang mereka lakukan adalah dosa besar, perlu kita ingat timbangan yang terberat di akhirat nanti adalah Tauhid yaitu hidup hanya besandar hanya kepada Allah SWT tanpa mempersekutanNya dengan sesuatu pun.

Ya saya masih bisa memahami kondisi mereka, kalau kita melihat Sejarah kebelakang masuknya dan perkembangan islam masuk ke tanah air ini melalui kebudayaan, sebelum islam masuk keyakinan manusia berdasarkan nenek moyang mereka, islam bisa diterima kala itu karena masuk melalui kebudayaan , jadi masuk lah agama islam dan terbesarnya di dunia saat ini.

Mengingat kuatnya budaya dan tradisi di Indonesia sampai- sampai ajaran agama dicampur adukan dengan adat seolah yang mereka lakukan adalah ibadah
Beda antara Adat dan Ibadah
1- Ibadah kembali pada penjagaan agama dan ingin meraih pahala di sisi Allah seperti iman dan shalat. Adat kembali pada penjagaan diri, harta atau kehormatan seperti jual beli dan makanan.

2- Ibadah adalah hak Allah yang harus ditunaikan oleh hamba seperti disebutkan dalam hadits  Mu’adz, “Hak Allah yang harus ditunaikan oleh hamba adalah hendaklah mereka menyembah Allah dan tidak berbuat syirik pada-Nya dengan sesuatu pun” (Muttafaqun ‘alaih).
Adapun adat adalah hak hamba yang mengandung maslahat bagi mereka.

3- Ibadah dibangun di atas tawqif (dalil) dan dicukupkan apa yang ada dalam dalil. Sedangkan adat terdapat kebebasan untuk melakukannya selama tidak ada dalil yang melarang.

4- Ibadah tidak mungkin bagi akal memikirkan maksudnya,  seperti kita tidak perlu bertanya mengapa shalat Zhuhur empat raka’at. Sedangkan adat ditunjukkan oleh akal manakah yang maslahat. (Diringkas dari penjelasan Syaikh Dr. Muhammad bin Husain Al Jizaniy dinukil dari Multaqo Ahlil Hadits)

Hampir semua orang, dan saya pun berusaha terbebas dari pengaruh ajaran nenek moyang. Persepsi tentang agama yang dianut seseorang dipengaruhi oleh ajaran yang diterima dari orang tua dan orang yang hidup lebih dahulu. Ajaran tersebut menyatu dengan tradisi yang berkembang di masyarakat. Para guru agama juga menggunakan sumber informasi yang disusun oleh orang-orang yang pernah hidup pada zaman dahulu. Tradisi yang ada menjadi terpelihara karena didukung oleh ajaran para guru agama yang menggunakan informasi dari tulisan para nenek moyang.

Jadi, ajaran agama yang berkembang di masyarakat kebanyakan adalah ajaran nenek moyang dicampur adukan dengan ajaran islam bahkan mungkin ajaran islamnya tidak ada sama sekali

Bolehkah kita menggunakan ajaran agama dari nenek moyang sebagai pedoman hidup?

Berikut ini ayat-ayat Al Qur’an yang menjelaskan tentang hal tersebut.

 “ Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?" (Al- Baqarah : 170.)

“Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul." Mereka menjawab: "Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya." Dan apakah mereka itu akan mengikuti nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk? ( Al- Ma’idah : 104 )

Surah Al-Baqarah:170 dan Al- Ma’idah:104 berisi informasi yang sama. Orang-orang di sekitar Rasul Allah diajak untuk mengikuti yang diturunkan Allah tetapi tidak mau dan lebih memilih mengikuti ajaran nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka tidak mempunyai pengetahuan dan mendapat petunjuk. Dalam Surah Al-maidah :104 disebutkan frasa “mengikuti Rasul”. Penyebutan frasa “mengikuti Rasul” di sini berarti bahwa mereka diminta agar mengikuti Rasul yang menerima wahyu yang diturunkan kepadanya dalam bentuk Al Qur’an.

Dengan kalimat lain, mereka diminta untuk mengikuti yang diturunkan Allah kepada Rasul. Penyebutan frasa “mengikuti Rasul” di sini tidak berarti bahwa ada ajaran Rasul selain yang ada di Al Qur’an yang harus diikuti. Perlu dicermati kembali bahwa Surah Al-Baqarah :170 hanya menyebutkan “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah”.

Ini menegaskan bahwa mereka hanya diperintahkan agar mengikuti ajaran Allah yang diturunkan kepada Rasul. Frase “mengikuti Rasul” juga menjelaskan bahwa mengikuti yang diturunkan Allah dilakukan dengan cara mengikuti Rasul.

Sampai di sini dapat disampaikan bahwa kita tidak boleh mengikuti ajaran nenek moyang yang tidak mempunyai pengetahuan dan tidak mendapat petunjuk. Perlu diingat bahwa pengetahuan dan petunjuk terdapat di Al Qur’an.

Kita hanya diperintahkan agar mengikuti ajaran Allah yang diturunkan kepada Rasul Allah. Larangan dan perintah tersebut merupakan petunjuk bagi kita dalam menyikapi ajaran yang berkembang di masyarakat. Cara menyikapinya adalah dengan melakukan evaluasi terhadap ajaran nenek moyang untuk mengetahui ajaran nenek moyang yang sesuai dengan  Tuntunan Al Qur’an dan Al- Hadist.

Banyak diantara kaum muslim hampir rata-rata agama islam, agama mereka berdasarkan garis keturunan, ibu bapak nya islam anak nya otomatis ikut islam, banyak tidak menggali islam sesuai tuntunan Rasullah bahkan banyak mengikuti tradisi dan orangtua zaman dulu mereka, tidak aneh iman dan pemahaman islam lemah akan lebih mudah orang memurtadkan agar masuk ke golongannya dan Iblis dan bala tentaranya menjadi kemenangan mereka.

Ketertarikan saya didunia Ruqiah Syar’iyyah dikarenakan pengobatan perdukunan yang mengatasnamakan Syar’I ngaku ustad bisa menerawang, menentukan hari baik, dsb dan berobat ke dukun padahal bukan sembuh malah bertambah parah bahkan semakin Jauh dan di murkai Allah SWT (yang ngakunya sieh ustad/kyai) bagi saya tetapi dinamakan KIKUN (kiyai dukun ), Ustad/kiyai yang bersekutu dengan degan JIN.

Seperti Memberi Jimat, Isim, Wirid-wirid over dosis atau apa pun menanam sesuatu dirumah untuk menolak bala sesungguhnya itu hanya rekaan mereka semata malah justru membuka pintu masuk setan.

Sudah dipastikan, Kyai  atau Ustad  yang memakai khodam dalam pengobatan adalah mereka yang keimanannya kepada Allah lemah atau keimanannya terhadap jin lebih kuat atau tertipu oleh musuh Allah atau rasa percaya dirinya terhadap doa dan rabbnya adalah NOL BESAR.

Lalu apa bedanya anda dengan dukun yang mempekerjakan jin untuk menyakiti dan menjerumuskan umat kedalam kemusyrikan atau bisnis belaka?

Bekerjasama dengan manusia saja kadang kita tertipu, apalagi bermuamalah dengan jin yang jelas-jelas tidak terlihat. Berfikirlah ayuhal ihsan!

Menggunakan tenaga jin artinya meminta tolong kepada jin, mengemis kepada jin karena anda meyakini jin lebih cepat menolong anda jauh sebelum doa anda menembus langit. Itulah inti kesyirikannya.

Jika anda kemudian anda merasa benar dan berkata itu adalah jin islam sehingga anda merasa halal berniaga dengan mereka, maka ketahuilah atau lihatlah sendiri bahwasannya para dukun-dukun penipu umat itu pun mengaku dirinya islam namun ingkar terhadap Allah yang telah berfirman:

“ Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan. “ ( Al-Jinn:6 )

Ustad/kyai yang sesungguhnya mengajarkan tauhid dan ketaatan kepada allah SWT sesuai Syariat Islam jika itu meminta pengobatan hanya dengan tuntunan Rasul

Nabi Muhammad adalah manusia paling sempurna dimuka bumi ini, bahkan beliau tidak mengetahui masalah Gaib itu pun  atas izin Allah SWT. ini kita manusia akhir zaman yang penuh berlumuran dosa bisa melihat Gaib Hanya Allahlah yang mengetahui perkara Gaib

(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya. (Al-Jinn 26-27)

Ada seseorang bertanya kepada saya
1. Kalau orang itu dahulu atau pun ketika lahir itu bisa melihat JIN itu namanya apa bukan kah itu karomah dari Allah SWT?

Secara istilah, karomah adalah hal atau kejadian yang luar biasa di luar nalar (logika) dan kemampuan manusia awam yang terjadi pada diri seseorang (wali Allah).
Karomah dimiliki sebagian orang yang suka menjalankan kebaikan, sunnah, dan memiliki keistiqomahan yang sempurna dalam beribadah.  Allah Swt memberikan kemuliaan dengan karomah ini kepada siapa saja yang Dia dikehendaki . akan tetapi di zaman sekarang sulit mendapatkan manusia yang sempurna dalam beribadah malah cenderung mencintai dunia, apa mungkin yang hidup berlumuran dosa mendapatkan karomah. Wallahu a'lam.

2. Buktinya pernah nanya kinkun eh ternyata benar dengan ucapannya?

Para dukun adalah utusan para setan, sebagaimana yang dijelaskan oleh Ibnu Taimiyah bahwa terkadang ucapan para dukun adalah benar, dan inilah yang terkadang digunakan untuk mempengaruhi seseorang.
Kebenaran mereka terkadang disebabkan oleh ucapan mereka yang bersifat umum dan global seperti, “Akan terjadi sebuah  kejutan terhadapmu.” Lalu tidak lama kemudian terjadilah kejutan terhadap orang tersebut.
Kebenaran mereka terkadang berasal dari firasat dan usaha menghubungkan muqaddimah (sebab) dengan natijah (akibat) dan lain sebagainya. Kalimat-kalimat yang benar tersebut (yang diucapkan oleh dukun) berasal dari kabar langit yang telah dicuri oleh jin.
Dalam Shahiih Al-Bukhari dan Muslim serta Musnad Ahmad, diriwayatkan bahwa Aisyah ra berkata, “Rasulullah pernah ditanya oleh beberapa sahabat tentang perihal para dukun, kemudian Rasulullah menjawab. “Mereka bukanlah apa-apa.”

Setelah itu, mereka berkata, “Wahai Rasulullah! Sesungguhnya mereka (dukun-dukun) itu mengatakan sesuatu yang benar (terjadi).” Rasulullah menjawab, “Kalimat yang benar tersebut adalah kalimat yang dicuri oleh jin, kemudian jin membisikkannya ke telinga teman-temannya (para dukun), dan mereka mencampurkan ke dalam kalimat tersebut lebih dari seratus kebohongan.”
Manusia adalah makhluk yang mudah lupa, sehingga ia melupakan seratus kebohongan dan hanya ingat satu kebenaran ucapan dukun.

Terkadang, dukun mengatakan begini-begini, kemudian terjadilah sebagaimana yang ia katakan. Betapa banyaknya pengakuan mengetahui hal yang gaib di zaman kita sekarang ini berasal dari orang-orang yang dipermainkan oleh setan.

Wallahu a'lam.

Demo Blog NJW V2 Updated at: 19.01

0 komentar:

Posting Komentar

Bersihkan Hati

Rehab Hati