Bermula / awal mengetahui dan terbongkarnya praktek perdukunan ketika itu mendalami perguruan pencak silat dimasa SMP, Saya anak lugu dan lucu J hanya mengikuti kegiatan eskul disekolah ada beberapa pilihan Pramuka, PMR, dan Pencak Silat.
Saya memutuskan masuk ke eskul Pencak Silat. Didalam pelatihan pencak silat tidak ada yang berbeda dengan beladiri pada umumnya seperti teknik menyerang, menghindar dan teknik kuda-kuda, seiringnya waktu tanpa saya sadar dan ketidak tahuan serta kebodohan dalam diri saya, guru/pelatih saya memberi saya segelas susu putih yang sudah dimantrai tidak tahu apa yang dibaca, awalnya teman saya terlebih dahulu, saya melihat reaksi teman saya bisa membuat lawan terpental ketika menyerang, pada saat giliran saya ketika meminum susu yang sudah dimantrai seolah tubuh saya seperti ada angin yang masuk ( bukan masuk angin J ). Proses pengisian tenaga dalam semua murid selesai. Saya dan semua murid yang lain dikumpulkan dilapangan Basket di sekolah ( waktu proses pengisian jam belajar sudah beres ).
Guru saya menginstruksikan semua murid untuk menyerang dia dan ternyata saya tidak bisa menyetuhnya entah kenapa dan saya dibuat terpental seketika.
Proses untuk latihan dilanjutkan keesokan harinya guru saya menjelaskan bisa mementalkan lawan,
beliau memberikan wiridan dan puasa ada beberapa tingkatan yang harus dilalui
kemudian saya diberikan seutas tali dari bahan kain yang sudah diikat-ikat diberi jarak atas dan bawah dan syaratnya wiridan
harus dibaca sehabis shalat dan tali tersebut harus di olesi minyak non
alkohol, yang dasar memang saya bodoh dan belum mengetahui itu perilaku Syirik
akhirnya saya laksanakan tanpa rasa berdosa.
( Astaghfirullahhal’azim,
Ya Allah ampuni dosa hambamu ini )
Dengan tipu daya guru dari wiridan tersebut dikerjakan sesudah shalat fardu
dan bacaannya arab dan islam banget, Jika tidak melakukan shalat dan tidak diwiridkan ilmunya akan hilang begitu katanya, seolah itu ilmu baik tidak melanggar
syariat.
Hari demi hari wiridan dan pengolesan minyak on alkohol saya lakukan , akhirnya ketika latihan kembali dengan guru dan muridnya yang lainnya , guru saya menginstruksikan coba kalian minta jurus sesudah membaca mantranya ( Istilahnya buka matra tapi wiridan saya sudah lupa lagi bacaannya sudah saya nistakan bacaan tersebut ). Saya bisa meminta jurus apa saja tangan saya bergerak dengan sendirinya dan badan seolah mempunyai berbagai jurus hebat tapi saya dalam kondisi sadar.
Hari demi hari wiridan dan pengolesan minyak on alkohol saya lakukan , akhirnya ketika latihan kembali dengan guru dan muridnya yang lainnya , guru saya menginstruksikan coba kalian minta jurus sesudah membaca mantranya ( Istilahnya buka matra tapi wiridan saya sudah lupa lagi bacaannya sudah saya nistakan bacaan tersebut ). Saya bisa meminta jurus apa saja tangan saya bergerak dengan sendirinya dan badan seolah mempunyai berbagai jurus hebat tapi saya dalam kondisi sadar.
Pelatihan terus berjalan hingga 2 tahun dari proses latihan tersebut saya
dapat amalan lagi yaitu harus puasa mutih 7 hari ( hanya makan nasi putih dan air putih saja ), puasa niis 7 hari ( makanan
harus tanpa ada rasa apapun ), dan puasa senin, kamis dan puasa kelahiran,
semua yang saya lakukan tanpa sepengetahuan orang tua saya. Sempat orangtua
menanyakan sudah makan atau belum saya jawab lagi puasa, pas kebetulan jatuhnya
hari senin mungkin orangtua menyangka saya puasa sunnah senin kamis.
2 minggu dari amalan tersebut memang tubuh saya terasa lebih kuat dan saya mulai mencoba latihan dengan teman saya juga yang berbeda perguruan sebut saja perguruan Mahesa Kurung / MK ( maaf ini harus saya katakan benar adanya ). Teman saya ilmunya mirip dengan ilmu yang saya kuasai dia nyambat/memangil jurus harimau ( memang membuat saya merinding melihat dia seperti kerasukan ) saya bertarung dengan dia kekuatannya hampir sama. saya mencoba menyerang dia membuat saya terpental dan begitupun sebaliknya.
2 minggu dari amalan tersebut memang tubuh saya terasa lebih kuat dan saya mulai mencoba latihan dengan teman saya juga yang berbeda perguruan sebut saja perguruan Mahesa Kurung / MK ( maaf ini harus saya katakan benar adanya ). Teman saya ilmunya mirip dengan ilmu yang saya kuasai dia nyambat/memangil jurus harimau ( memang membuat saya merinding melihat dia seperti kerasukan ) saya bertarung dengan dia kekuatannya hampir sama. saya mencoba menyerang dia membuat saya terpental dan begitupun sebaliknya.
Setelah saya lulus dari SMP saya sudah jarang ketemu guru saya dan teman
saya itu, terakhir saya ketemu guru ketika mau lulus sekolah saya diajak guru
saya kerumahnya dan menunjukan saya sebuah keris, keris itu berukuran kecil
kira-kira seukuran panjang telunjuk dan ada tulisan-tulisan arab, keris itu
didapat harus berendam disungai pas tengah malam dan pas munculnya bulan
purnama. saya merasa enggan melakukannya kok bela diri jadi suruh berendam gini
tidak masuk akal dan akhirnya saya tidak mengikutinya.
Kelulusan sekolah saya lalui dan melanjutkan sekolah ke SMK sampai suatu waktu saya
mendengar kalau teman yang perguruan MK kondisinya menjadi Gila, Astagfirullah
apa mungkin ini akibat ilmunya. Ilmu yang saya pelajari tidak saya lanjutkan
ketahap berikutnya karena kesibukan saya mengurus Lab Komputer dan pelatihan di sekolah.
Perubahan
Mulai Terasa Pada diri saya
Sebelum bekerja
merantau ke kota kembang saya bertemu dengan seseorang memberikan wiridan juga agar selamat di
perjalanan lagi-lagi saya menerimanya, orang itu bertemu ketika saya mengantar adik ke TK ngobrol-ngobrol sama orangtua anak yang lain. waktu itu belum banyak memperdalam
tauhid bahkan sebelumnya ada orang mengatakan jangan belajar tauhid ! kamu
nanti bisa gila kalau tidak kesampaian, karena lemahnya iman dan bujukan setan
laknatullah. Sejatinya setan adalah lemah padahal kekuatan yang sesungguhnya hanya
milik Allah SWT dan Allahlah yang Maha Kuat. Ketika saya membuka kitab Tauhid
( Muhammad Bin Abdul Wahab Penerjemah M. Yusuf Harun, MA ) isinya hanya mengarahkan kita untuk tidak menyekutukan Allah, Menjauhi bahkan memerangi para tukang sihir jauh sekali dari kata bisa menjadi gila justru hati saya jauh lebih tenang.
( Muhammad Bin Abdul Wahab Penerjemah M. Yusuf Harun, MA ) isinya hanya mengarahkan kita untuk tidak menyekutukan Allah, Menjauhi bahkan memerangi para tukang sihir jauh sekali dari kata bisa menjadi gila justru hati saya jauh lebih tenang.
0 komentar:
Posting Komentar