Ada Apa dengan Wahabi? Baca bagi yang hanya mendengar Fitnah !!!

Posted by

 



Tidak ada agama yang namanya wahabi. Yang ada adalah dakwah tauhid yang telah dibawakan oleh Nabi shallallahu’alaihi wasallam dahulu, dan para ulama rabbani, telah ikut andil mendakwakannya. Di antara mereka adalah Syaikh Muhammad bin Abdulwahab rahimahullah.


Syaikh Muhammad bin Abdul wahab tidak datang membawa agama baru. Ini salah satu karyanya, ada di hadapan kita (kitab Ushul Tsalastah). Kita baca bersama, kemudian kita jelaskan setiap pemaparannya. Anda semua menyaksikan, bahwa orang ini tidaklah menjelaskan suatu masalah melainkan menyebutkan ” dan dalilnya adalah ini (kemudian beliau menyebukan ayat Al Qur’an atau hadist)”, tanpa berlebih-lebihan dalam menjelaskan, gaya bahasa yang beliau gunakan mudah.

Siapa yang membaca karya tulisnya, ia akan tahu bahwa beliau adalah muttabi’ (pengikut tuntunan Nabi shallallahu’alaihiwasallam) bukan mubtadi’ (orang yang membuat ajaran baru).Bahkan Syaikh Muhammad bin Abdulwahab rahimahullah tidak pernah ridha, apabila seruan dakwahnya dijuluki dakwah wahabi. Julukan ini, baru muncul setelah beliau meninggal dunia.

Yang ada justru malah sebaliknya, beliau rahimahullah mengatakan, “Saya mengajak manusia kepada tauhid serta mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan jejak para salafus shalih.”

Beliau juga mengatakan kepada para penentang dakwah beliau, “Saya mengikuti imam mazhab yang empat. Siapa di antara kalian yang bermazhab Maliki, Hanafi, Syafi’i atau Hambali, maka saya akan mendakwahi mereka melalui perkataan-perkataan imam mazhab mereka”.


Ini menunjukkan, bahwa apa yang beliau dakwahkan, sama seperti yang didakwahkan oleh para ahli fikih (imam mazhab yang empat, pent).

Ini sebagai bantahan terhadap tuduhan dusta kepada beliau, yang sudah tersebar bahwa beliau melarang segala bentuk taklid dan mencela para Imam mazhab yang empat dan pengikutnya. Padahal (kenyataannya), beliau berlepas diri dari semua tuduhan ini.

Namun, demikianlah watak orang-orang yang tidak menyukai tersebarnya kebenaran. Bila mereka tak mampu lagi melawan dengan argumen, mereka menempuh jalan lain, yaitu berdusta, menfitnah dan memutar balikkan fakta.

Semua tuduhan dusta ini sama sekali tidak membahayakan Syaikh Muhammad bin Abdul wahab rahimahullah. Bahkan Allah ‘azza wa jalla telah mengangkat namanya, menolong dakwahnya serta menjadikan apa yang beliau dakwahkan bermanfaat untuk segenap kaum muslimin.

Saya Pribadi awalnya pun tidak mengetahui apa itu wahabi, apa sih itu wahabi ada yang bilang sesat, menentang sunah rasul. Setelah saya banyak belajar tenyata tuduhan itu salah besar. mereka menjalankan sunah dan dalilnya pun jelas ada. Banyak orang mendapat informasi tanpa mengecek kebenarannya. Rasulullah pun menyuruh kita jika mendapat berita apapun cek dahulu kebenarannya. Kebanyakan dari kita hanya mendengar fitnah-fitnah tanpa alasan dan semuanya ikut-ikutan mencela padahal mereka tidak mengetahui.

Menegakan tauhid dan menjalankan tuntunan rasulullah dibilang sesat?. diIndonesia kita mempunyai 4 imam, ( Maliki, Hanafi, Syafi’i atau Hambali) dan bahkan sebagian besar bermadzab imam syafe'i. tapi kebanyakan dari mereka hanya berpatokan adanya ormas ( persis,NU, muhammadyah) bahkan dijadikan perbedaan dan perpecahan umat islam mereka punya dalil yang sahih, yang salah adalah menjalankan ibadah tidak ada dalilnya itulah sesat.

Persepsi tentang agama yang dianut seseorang dipengaruhi oleh ajaran yang diterima dari orang tua dan orang yang hidup lebih dahulu. Ajaran tersebut menyatu dengan tradisi yang berkembang di masyarakat. Para guru agama juga menggunakan sumber informasi yang disusun oleh orang-orang yang pernah hidup pada zaman dahulu. Tradisi yang ada menjadi terpelihara karena didukung oleh ajaran para guru agama yang menggunakan informasi dari tulisan para nenek moyang.

Jadi, ajaran agama yang berkembang di masyarakat kebanyakan adalah ajaran nenek m
oyang dicampur adukan dengan ajaran islam.

Sebagai contoh saya pribadi ikut mazhab imam Syafi’ tapi imam syaf’I tidak ada dalil hadist tentang selamatan 40 harian/ selamatan kematian tapi kenapa malah yang saya pengikut imam tsbt malah menjalankannya padahal tidak ada dalil tentang selamatan dan dari 4 imam memang tidak ada dalilnya. Kenapa bisa begitu ya islam diindonesia kebanyakan islam keturunan orangtuanya islam anaknya ikut islam mereka tidak mau belajar tuntunan dari rasul dan hanya ikut orang tua terdahulu padahal al-quran sudah menjelaskan

“ Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?" (Al- Baqarah : 170.)

“Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul." Mereka menjawab: "Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya." Dan apakah mereka itu akan mengikuti nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk? ( Al- Ma’idah : 104 ).

Kita hanya diperintahkan agar mengikuti ajaran Allah yang diturunkan kepada Rasul Allah. Larangan dan perintah tersebut merupakan petunjuk bagi kita dalam menyikapi ajaran yang berkembang di masyarakat. Cara menyikapinya adalah dengan melakukan evaluasi terhadap ajaran nenek moyang untuk mengetahui ajaran nenek moyang yang sesuai dengan Tuntunan Al-Qur’an dan Hadist.

bahkan ajaran-ajaran yang tidak ada dalilnya dilakukan seolah-olah itu adalah bagian dari ibadah. Sebagian orang menganggap selama itu untuk ibadah kepada Allah tidak mengapa dilakukan, pendapat seperti ini yang keliru, tapi ini bukan kata saya akan tetapi Rasullulah bersabda : Dari Ummul mukminin, Ummu ‘Abdillah, ‘Aisyah radhiallahu ‘anha, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda:


“Barangsiapa yang mengada-adakan sesuatu dalam urusan agama kami ini yang bukan dari kami, maka dia tertolak”. (Bukhari dan Muslim. Dalam riwayat Muslim: “Barangsiapa melakukan suatu amal yang tidak sesuai urusan kami, maka dia tertolak”) 
[Bukhari no. 2697, Muslim no. 1718]. 




Demo Blog NJW V2 Updated at: 23.58

0 komentar:

Posting Komentar

Bersihkan Hati

Rehab Hati